Berapa langkah atau cara dalam bertani dalam bahasa jawa menggunakan istilah tertentu.
Hal ini menjadi kekayaan bahasa jawa yang memang memiliki kehidupan yang erat
dengan bertani. Jawa adalah wilayah agraris sehingga peristilahan yang ada
tidak bisa lepas dari dunia bertani. Beberapa istilah itu masih dikenal hingga
sekarang walaupun kadang sudah jarang dilakukan karena perkembangan peralatan
dan teknologi pertanian. Beberapa istilah dalam bertanam padi yang sering
digunakan adalah sebagai berikut:
1.
Macul
Macul
atau dalam bahasa indonesia adalah mencangkul, merupakan istilah umum yang
digunakan untuk pengerjaan lahan dengan menggunakan cangkul. Dalam bahasa jawa
cangkul adalah pacul. Namun macul jarang berkaitan dengan mananam padi karena
identik dengan menggarap lahan dalam kondisi kering. Karena menggarap lahan
dalam kondisi basah bisa lain istilah. Biasanya macul itu menggarap lahan di
kebun, tegalan atau sawah yang hendak ditanami palawija. Istilahnya beda lagi kalau
menyiapkan lahan untuk ditanami ubi jalar.
Ngurit
adalah istilah dalam menyiapkan bibit padi. Petani ngurit berarti petani
menebar butir-butir padi di area persemaian yang telah disiapkan. Ngurit ini
dilakukan beberapa minggu sebelum proses penggarapan lahan dimulai. Petani
biasa menanam bibit padi antara 3-5 minggu sejak diurit.
Pekerjaan
ini adalah membuka lahan dengan menggunakan luku. Luku adalah bajak dalam
bahasa Jawa. Ngluku dikerjakan agar tanah berbalik sehingga tanah bisa bertukar
posisi, terkena udara, dan mendapatkan sinar matahari. Ngluku dibantu dua ekor
sapi atau kerbau, tergantung hewan apa yang tersedia di dareah masing-masing.
Nggaru
adalah meratakan tanah dengan menggunakan garu. Kalau luku itu menggunakan lempengan
logam besar untuk membalik tanah, maka nggaru menggunakan rentang kayu
bergerigi seperti sisir. gunanya untuk meratakan tanah sehingga semua permukaan
air di hamparan sawah itu terairi dengan baik. Nggaru juga dibantu dengan dua
ekor sapi atau kerbau.
5.
Angkler
Angkler
ketika menggarap lahan yang disiapkan untuk ditanami padi. Angkler ini
merupakan pekerjaan untuk menyempurnakan lahan yang sebelumnya di bajak. Bentuk
pekerjaannya bisa meratakan permukaan tanah, menguruk bagian yang terlalu
cekung, hingga menyempurnakan lahan yang tadinya ada paritnya dengan menutup
memakai tanah sehingga rata dan bisa ditanami padi. Termasuk dalam angkler
adalah membuat pematang sawah, atau biasa disebut tembok. Angkler menggunakan
cangkul dan kadang dibantu sorok.
6.
Tembok
Tembok
kegiatan utamannya adalah mengerjakan pematang sawah. biasanya pematang sawah
dibongkar untuk diganti baru. atau kadang pula di kepras tinggal separo untuk
kemudian ditambahkan dengan bagian yang baru. Biasanya tembok dikerjakan oleh
pemilik lahan sementara buruh tani membajak sawah.
Ndaut
adalah kegiatan mencabut bibit dari persemaian. Ndaut ini biasanya dikerjakan
setelah lahan siap dan umur bibit dirasa cukup. Petani terbiasa mempersiapkan
bibit padi beberapa saat sebelum panen tanaman sebelumnya sehingga begitu
pengerjaan lahan selesai, tinggal ndaut dan segera ditanami padi.
Tandur
adalah menanam benih padi di lahan yang telah disiapkan. Tandur biasanya
dikerjakan oleh ibu-ibu setelah sebelumnya ngluku, nggaru, tembok, dikerjakan
oleh bapak-bapak. Dalam sebuah bentang sawah, tandur biasanya dikerjakan
bersama-sama oleh beberapa ibu-ibu sehingga pekerjaan lebih cepat selesai.
Matun
adalah kegiatan menyiangi rumput beberapa minggu setelah padi di tanam. Matun
biasanya juga dikerjakan ibu-ibu walaupun kadang bapak-bapak juga mengambil
peran dalam pekerjaan ini. Matun menyiangi rumput agar tidak mengambil nutrisi
tanaman padi. Kadang rumput-rumput itu bibuang ke pematang sawah, namun kadang
rumput-rumput itu dibenamkan di lahan, sehingga menjadi pupuk tambahan. Matun
dikerjakan dengan tangan dan kadang menggunakan alat. Namun matun dengan tangan
biasanya hasilnya lebih memuaskan daripada dengan alat. Tetapi waktu yang
dibutuhkan lebih lama.
Setelah
padi mulai berbuah biasanya ada hama tanaman. Yang paling sering adalah burung.
Burung pipit atau emprit suka sekali pada buah padi utamanya ketika masih muda.
Maka petani kemudian terbiasa tunggu manuk. Bukan menunggu burung, tetapi
menunggu padi dari serangan burung. Pekerjaan ini dulu diambil oleh anak-anak.
Tapi kini kadang anak-anak malas dan digantikan orang tua. Tak jarang petani
membangun gubuk di tengah sawah untuk kepentingan tunggu manuk ini.
Derep
adalah kegiatan memanen padi. Derep menggunakan alat yang bernama ani-ani.
Ani-ani adalah alat dari sekeping kayu dan bambu kecil dengansebilah logam di
pinggir kayu yang berfungsi sebagai pisau. pisau inilah yang digunakan untuk
memotong bulir padi dari batangnya. Sebagaimana tandur, derep juga diambil perannya
oleh ibu-ibu. Ibu-ibu yang derep biasanya akan mendapatkan upahnya seper
sepuluh dari hasil yang ia dapatkan. Upah ini namanya bawon. Dalam kebiasaannya
ibu-ibu yang derep adalah mereka yang dulunya ikut tandur. Namun bisa juga
keadannya lain ketika padi di jual di sawah. Penebas biasanya membawa tenaga
kerja sendiri.
Nebaske berarti menjual padi di sawah kepada
tukang tebas padi. Ini beda dengan ketika petani memanen sendiri hasil panen
mereka kemudian mengolahnya hingga jadi beras untuk dijual.
dikutip dari: http://caping.lsdpqt.org/2014/02/istilah-jawa-dalam-bertani-padi.html
0 komentar:
Posting Komentar